Berkegiatan ke alam bebas tentunya harus
memiliki persiapan dan bekal yang cukup agar apa yang diharapkan selama
perjalanan dapat terorganisir dengan baik. Entah itu dilakukan oleh seorang
seorang pendaki atau masyarakat umum sekalipun. Mulai dari persiapan fisik,
peralatan hingga logistik atau makanan.
Karena sejatinya beraktivitas di alam bebas dapat
mengurangi stress dan membuat pikiran menjadi lebih fresh. Kegiatan yang bisa
dilakukan adalah hiking, mendaki gunung atau hanya sekedar camping.
Saat berkegiatan disana, pastinya kita juga
membutuhkan istirahat dan kembali memulihkan tenaga dengan mengisi perut, baik
dengan makanan ringan atau makanan berat.
Namun, banyaknya makanan instan saat ini mudah
dijumpai membuat sebagian orang mengesampingkan makanan yang lebih sehat yang
sebenarnya juga mudah didapatkan didalam hutan.
Selain menjadi alternatif makanan tentu apa yang bisa
kita dapatkan langsung dari sumbernya bisa mengurangi berat beban tas atau
carriel yang dibawa selama perjalanan.
Satu diantara sumber makanan dari hutan yang pernah
aku temui adalah jenis paku-pakuan yakni Paku Rane. Tanaman tersebut aku dapatkan
saat berkegiatan di wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Jawa
Barat saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas pada 2011 lalu.
Paku Rane merupakan tumbuhan paku yang masuk dalam
spesies Selaginella plana. Tumbuhan paku ini termasuk ke dalam varietas
yang langka dan termasuk ke dalam golongan Lycopodiinae. Paku Rane
akan memantulkan warna kebiruan terutama saat terkena sinar matahari.
Diketahui Paku Rane dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman hias. Tak hanya itu saja, tanaman ini juga dikonsumsi untuk lalapan
(tunas muda) dan memiliki segudang manfaat diantaranya antioksidan, anti
inflamasi, antikarsinogenik, tonik untuk perawatan pasca persalinan, obat darah
juga obat ulu hati.
Aku menemukan Paku Rane saat
ditugaskan mencari bahan makanan yang berasal dari sumbernya. Saat mengecek
berbagai tumbuhan diantara tanaman liar dan semak-semak disanalah aku menemukan
satu diantara jenis paku-pakuan itu.
Setelah memastikan bahwa Paku Rane bisa
dikonsumsi dengan mengoleskan bagian daunya di punggung telapak tangan dan
bagian belakang telinga. Karena tidak ada rasa gatal atau perih, aku kemudian
mengolahnya menjadi sayuran yang dimasak hanya menggunakan bumbu penyedap
alakadarnya.
Bukan hanya aku, dua temanku yang juga
tergabung dalam kelompok yang sama juga menikmati sayuran itu dengan lahapnya.
Rasanya tak jauh beda dengan tumbuhan hijau atau sayuran pada umumnya meskipun
agak sedikit keras pada bagian batangnya. Kami menyantapnya dengan nasi hangat
yang sudah ditanak menggunakan nesting yang kami bawa.
Tak hanya makan dari apa yang tersedia di
hutan, aku pun memanfaatkan lumut yang menempel pada batang pohon-pohon pinus
untuk mendapatkan sumber air. Lumut yang sudah dikumpulkan pada sebuah kain
yang tidak terlalu besar. Setelah dirasa cukup, kain tersebut kami peras agar
tanah yang menempel pada lumut dapat tersaring dan tidak ikut terbawa kedalam
gelas yang kami gunakan.
Penasaran dengan manfaat Paku Rane lainnya
secara detil, saat mengambil air ke area sungai yang tak jauh dari pos jaga
taman nasional kami pun menemui petugas dan menanyakan kembali perihal daun
yang kami konsumsi.
Petugas pun menjelaskan seperti apa yang sudah
aku terangkan diatas. Ia pun menyebutkan bahwa Paku Rane sangat baik untuk
mengobati jerawat dan mengobati luka dalam. Ternyata tak hanya paku rane saja,
masih banyak tanaman yang bisa dikonsumsi dan memiliki segudang manfaat lainnya
yang bisa dijumpai didalam hutan.
Maka dari itu, aku mengaak semua yang membaca
ini untuk terus memjaga hutan dengan segala isinya agar tetap terjaga hingga
anak dan cucu kita kelak dapat menikmatinya juga.
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menjadi satu
diantara organisasi publik yang berfokus mengenai lingkungan termasuk hutan. Kamu
bisa melihat berbagai kegiatan dan perkembangan walhi pada websitenya (https://walhi.or.id).
Ayo Jaga Rimba Terakhir
Kita!
Wah anak pecinta alam harus mengerti ya jenis tanaman
BalasHapusya betul kakak. namanya juga mencintai alam sebaaiknya juga mengerti bagian di dalamnya hehe.
HapusItu tanamanya bisa langsung dipetik dan disiangi ya? Aku jadi tau ada tanaman ini abis mampir di sini
BalasHapussepengalaman saya langsung dipetik aja kak, dicuci bersih kemudian baru diolah atau langsung dijadikan lalapan.
Hapus